Jumat, 13 November 2015

PERBANDINGAN MONOSHOCK DENGAN DOUBLE SHOCK



PERBANDINGAN MONOSHOCK DENGAN DOUBLE SHOCK


Peredam kejut, shock absorber, shock breaker, atau damper adalah sebuah alat mekanik yang didesain untuk meredam hentakan yang disebabkan oleh energi kinetik.
Peredam kejut adalah bagian penting dalam suspensi kendaraan bermotor, roda pendaratan pesawat terbang, dan mendukung banyak mesin industri. Peredam kejut berukuran besar juga digunakan dalam arsitektur dan teknik sipil untuk mengurangi kelemahan struktur akibat gempa bumi dan resonansi.
Dalam kendaraan, alat ini berfungsi untuk mengurangi efek dari kasarnya permukaan jalan. Tanpa peredam kejut, kendaraan dapat terlempar, seperti energi yang disimpan dalam per dan lalu dilepaskan pada kendaraan, barangkali melebihi gerakan suspensi. Kontrol gerakan berlebih pada suspensi tanpa peredam kejut diredam secara paksa oleh per yang kaku, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan dalam berkendara. 
Peredam kejut diperkenankan menggunakan per yang lembut yang mengontrol gerakan suspensi dalam merespon gundukan atau lubang. Dan juga, berhubungan dengan pelambatan efek fisik dalam ban itu sendiri, mengurangi gerakan naik turun per. Karena ban tidak selembut per, untuk meredam hentakan ban mungkin dibutuhkan shock yang kaku yang lebih ideal untuk kendaraan bermotor.
Peredam kejut pneumatik dan hidraulik umumnya mengambil bentuk sebuah silinder dengan piston yang bergerak di dalamnya. Silinder harus diisi dengan cairan kental, seperti minyak hidraulik atau udara. Cairan ini diisikan ke dalam dashpot. Peredam kejut berbasis per umumnya menggunakan per keong atau per daun. Per ideal itu sendiri, bukanlah peredam kejut seperti per yang hanya menyimpan dan tidak menghilangkan atau menyerap energi. Kendaraan biasanya menggunakan dua per atau palang torsi yang berfungsi sebagaimana peredam kejut hidraulik. Dalam kombinasi ini, peredam kejut secara khusus menyediakan piston hidraulik yang menyerap dan menghilangkan getaran. Per tidak dianggap sebagai peredam kejut.
Peredam kejut harus menyerap atau menghilangkan energi. Desainnya harus dipertimbangkan, oleh karena itu harus dibuat ketika mendesain atau memilih sebuah peredam kejut adalah ke mana energi akan pergi. Umumnya, dalam kebanyakan dashpot, energi diubah ke dalam panas di dalam cairan kental. Dalam silinder hidraulik, minyak hidraulik akan memanas. Dalam silinder udara, udara panas selalu dilepaskan ke atsmofer. Dalam tipe dashpot yang lain, seperti elektromagnetik, energi yang hilang dapat disimpan dan bisa digunakan kemudian jika diperlukan.
 Ada kelebihan dan kekurangan monoshock yaitu:
Kelebihan Monoshock
Kekurangan Monoshock
Redaman lebih lembut, barangkali karena posisinya yang dekat dengan as roda membuatnya lebih cepat meredam getaran.
Kemampuan menahan beban kurang. Jika beban yang sama ditanggung oleh satu shockbreaker dibandingkan dengan dipikul oleh dua shockbreaker, pasti yang dual shock aka menerima beban kurang lebih setengah dari beban total.
Keren, karena serasa motor-motor balap, atau istilahnya sporty.
Umur lebih pendek, karena semua beban ditanggung satu shockbreaker pasti akan lebih cepat rusak.
Stabil, karena redaman dipusatkan di satu titik. Bandingkan dengan dual shock, jika kanan kiri tidak seirama maka goyangannya labil.
Lebih mahal, karena canggih maka secara logika pasti lebih mahal dari shock biasa. Selain itu untuk mengatasi permasalahn umur pendek, maka diperlukan sistem yang lebih canggih lagi, pasti sebanding dengan biaya yang diperlukan.
Canggih, dengan penopang berjumlah satu, apalagi dengan posisinya yang dekat dengan poros swing arm, maka perlu sistem yang lebih advanced agar bisa menanggung beban setara dual shock. Sistem swing arm ini menggunakan prinsip tuas (tipe 3), makin dekat dengan poros tuas maka gaya yang diperlukan untuk menekan menahan beban akan lebih besar.
Ada kelebihan dan kekurangan double shock yaitu:
Kelebihan Doubleshock
Kekurangan Doubleshock
Kemampuan menahan beban bagus. Karena beban yang sama ditanggung oleh dua shockbreaker dibandingkan dengan dipikul oleh satu shockbreaker, pasti yang dual shock akan menerima beban kurang lebih setengah dari beban total.
Redaman lebih keras, barangkali karena posisinya yang jauh dengan as roda membuatnya lebih lama meredam getaran.
Umur lebih panjang, karena semua beban ditanggung dua shockbreaker pasti akan lebih tahan lama.
Kurang keren, karena tidak serasa motor-motor balap, atau istilahnya sporty.
Lebih murah, karena kurang canggih maka secara logika pasti lebih murah dari monoshock. Selain itu untuk mengatasi permasalahan umur , maka diperlukan sistem yang lebih canggih lagi, pasti sebanding dengan biaya yang diperlukan.
Kurang stabil, karena redaman dipusatkan di dua titik. Bandingkan dengan mono shock, jika kanan kiri tidak seirama maka goyangannya labil.
Kurang canggih, dengan penopang berjumlah dua, apalagi dengan posisinya yang dekat dengan poros swing arm, maka perlu sistem yang lebih advanced agar bisa menanggung beban setara mono shock. Sistem swing arm ini menggunakan prinsip tuas (tipe 3), makin dekat dengan poros tuas maka gaya yang diperlukan untuk menekan menahan beban akan lebih besar.
Referensi:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar